Rabu, 17 Agustus 2011

POTRET SEKOLAH PRIBUMI DI BREBES TAHUN 1859

Kabupaten Brebes sekitar tahun 1859-an
Brebes periode 1859-an dalam Wordenboek van Nederlandsch Indie:
Aardrijkskundig en Statistich digambarkan sebagai dataran rendah yang berpaya, dan dalam administrasi pemerintahan merupakan bagian dari kabupaten yang terletak di sebelah barat keresidenan Tegal. Wilayah sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa, disebelah barat berbatasan dengan Cirebon dan Banyumas dan disebelah selatan dengan kabupaten Tegal. Keresidenan ini terbagi ke dalam lima distrik, yaitu: Losari,Brebes, Lebaksiu, Bumi Ayu dan Salem. Jumlah penduduk ke lima distrik tersebut sekitar 93.000 jiwa. Roda perekonomian wilyah ini ditunjang oleh keberadaan perkebunan-perkebunan yang ada di wilayah tersebut, terutama perkebunan tebu dan tembakau.Di daerah ini terdapat dua pabrik gula, bernama Jati Barang dengan jumlah tanaman tebu sebanyak 400 bau yang dimiliki oleh Holmberg de Beckfeldt dan satu pabrik lagi terdapat di Lemahabang yang dimiilki oleh Hoevenaar dengan jumlah tanaman tebu seluas 150 bau. Jumlah penduduk kabupaten Brebes pada tahun 1861 berkisar 29.765 jiwa. Distrik Brebes sendiri dihuni oleh sekitar 2000 suku Jawa dan sekitar 100 orangetnis Cina.
Inlandsche School di Brebes
Inlandsche School – atau sekolah pribumi di Brebes dibuka pada tahun 1856
ketika jabatan Residen Brebes dipegang oleh Raden Adipati Arja Panata Joeda yang diangkat oleh pemerintah kolonial pada tanggal 14 Mei 1850. Belum ditemukan informasi yang lengkap, dasar pertimbangan pemerintah Hindia Belanda membuka sekolah pribumi di kabupaten ini. Laporan yang dibuat oleh Residen tiga tahun setelah pembukaan sekolah tersebut menyiratkan tujuan pendirian tersebut adalah menciptakan pribumi terdidik untuk ditempatkan sebagai pegawai rendah di dalam dinas pemerintahan kolonial Belanda..
Tiga tahun setelah dibuka, residen Brebes menyampaikan sebuah laporan
mengenai kondisi dan perkembangan sekolah kepada Gouverneur Generaal. Laporan ini menjadi sebuah laporan yang menarik, karena memberi informasi yang cukup lengkap, sehingga potret sekolah pribumi di Brebes sejak berdirinya sampai di tahun ketiga usianya dapat tergambar dengan jelas.
Sebagaimana pendidikan pribumi di Hindia Belanda pada waktu itu, murid murid berasal dari lingkungan terbatas. Hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah kolonial yang hanya mengijinkan anak-anak kalangan tertentu dapat bersekolah,yakni anak priyayi dan orang kaya. Dengan demikian dapat dipahami apabila murid-murid ‘Inlandsche School’ di Brebes umumnya berasal dari keluarga priyayi kecil atau
orang-orang non pemerintah dan beberapa orang lagi merupakan anak dari keluarga kaya diluar jalur birokrasi pemerintah. Laporan tersebut menyatakan bahwa keseluruhan murid ‘Inlandsche School berasal dari keluarga inlandsche ambtenaren, beberapa anak orang partikelir kaya, serta anak dari kepala-kepala desa di Brebes.
Usia murid ‘Inlandsche School Brebes’ sangat beragam, karena dalam laporan
tersebut Residen Brebes menyebutkan antara 7 sampai 20 tahun. Perjalanan sekolah ini dari awal pendiriannya pada tahun 1856 sampai 1859 menunjukkan, tidak ada perkembangan yang luar biasa. Jumlah murid dari tahun ke tahun mengalami penurunan, namun residen menyatakan bahwa tidak ada alasan tertentu yang dapat diberikan dan dipakai untuk memberikan jawaban atas berkurangnya jumlah murid tersebut. Selain terjadi pengurangan jumlah murid, kualitas pelajaran di sekolah tercatat tidak sebagus sekolah-sekolah sejenis yang terdapat di Tegal dan Pemalang.Standar pengukuran kualitas pendidikan ini didasarkan pada hasil ‘examen’ dan laporan kemajuan murid-murid.

Kurikulum “Inlandsche School” mengajarkan beberapa mata pelajaran yang
beragam, meliputi:
1. Membaca bahasa Jawa dengan huruf bukan Jawa (maksudnya huruf latin) dan bahasa Melayu dengan huruf latin
2. Menulis, baik dalam bahasa Jawa maupun bahasa latin
3. Menterjemahkan tulisan-tulisan berbahasa Jawa ke Bahasa Melayu dan sebaliknya.
4. Ilmu berhitung
5. Ilmu ukur tanah, serta
6. Ilmu Bumi mengenai Pulau Jawa.
Pelajaran-pelajaran tersebut disampaikan oleh guru dengan menggunakan
beberapa buku pelajaran, yang kesemuanya merupakan buku tugas berbahasa Jawa. Judul-judul buku tersebut adalah: Laijang etoeng bab pamoerwat oetawa kang diarani Boeboekaning kawroeg etoeng (Dasar Dasar Ilmu Hitung), Woewoelang Betjik (kemungkinan buku pelajaran tentang Budi Pekerti), Tjarios anak-anak (Buku Cerita anak-anak), Lajang Wijakarana Djawa (Buku Pelajaran Bahasa Jawa) , buku Bahasa Melayu berjudul Kitab Pengajaran Bahasa Melayu (Buku Pelajaran Bahasa Melayu berjudul Kitab Pengajaran Bahasa Melayu), serta Panduan pemerintah untuk pengukuran tanah serta Peta Pulau Jawa.

Penyelenggaraan Ujian (lanjutan) untuk siswa
Ujian tahunnan biasanya diselenggarakan dibawah pengawasan Residen dan
kontroleur /pengawas Landelijke Inkomsten en Kulturen. Mereka yang terpilih
sebagai pengawas dan penyelenggara, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ujian
murid-murid.
Hasil akhir ujian yang dilaksanakan di Inlandsche School Brebes
menunjukkan, bahwa kualitas sekolah ini belum sebaik sekolah pribumi di beberapa
tempat yang lain, karena murid-murid tersebut lebih ketinggalan dibandingkan dengan murid-murid yang ada di Tegal dan Pemalang. Kelemahan atau ketertinggalan muridmurid di sekolah pribumi di Brebes tersebut dalam analisa Residen kemungkinan “dikarenakan tidak adanya satu atau lebih bentuk pendidikan“. Dengan alasan tersebut Residen berpendapat bahwa solusi yang baik untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah pribumi tersebut adalah mengirimkan guru-guru di sekolah tersebut untuk memperdalam keahliannya dengan cara melanjutkan pendidikan di sekolah Tegal.
Gaji Guru dan Keadaan Sekolah
Pemerintah menyatakan kepada Kepala Sekolah bahwa di sekolah ini tidak
ada guru yang digaji oleh pemerintah tetapi biasanya sebagai gantinya guru yang
magang tersebut boleh memilih untuk melanjukan sekolah yang cocok di Tegal.
Pengawasan Inlandsche School di Brebes dilakukan oleh Residen. Hampir setiap hari, Residen mengunjungi sekolah pribumi untuk melihat dari dekat
Pungutan uang sekolah ditetapkan berdasarkan artikel pasal (1) Surat
Keputusan Pemerintah tgl. 12 November 1857 No. 29, dan penggunaannya ditujukan demi kepentingan pendidikan. Pemerintah tidak mengeluarkan subsidi untuk sekolahpribumi. Dana sekolah tersebut dipakai untuk membayar pengeluaran yang diperlukan. 
Sarana dan prasarana Inlandsche School di Brebes sangat terbatas dan tidak
mempunyai gedung sendiri, sehingga Residen Brebes memberikan sebagian dari gedung pemerintahan untuk digunakan sebagai ruang kelas. Kondisi ruangan yang diberikan oleh Residen tersebut sempit dan berdebu. Pemeliharaan Ruang sekolah tidak diserahkan kepada orang lain, kemungkinan dilakukan oleh pesuruh sekolah,karena dalam daftar pengeluaran uang, Inlandsche School Brebes mengeluarkan uangs ebanyak f.36 untuk gaji pesuruh sekolah.
Jumlah murid tidak bertambah, namun demikian Residen berpendapat bahwa
hal ini bukan menjadi bukti kemunduran sekolah pribumi tersebut. Satu hal yangcukup penting untuk menggambarkan kualitas sekolah tersebut adalah pernyataan Residen, bahwa murid sekolah guru yang magang di sekolah pribumi Brebes dan kemudian mengahlikan diri, diantara mereka tidak ada yang berhasil meningkatkankeahlian dan kemampuannya.

Alumnus sekolah tersebut ditempatkan pada berbagai kantor daerah untuk
dimagangkan sebagai ambtenar, agar supaya kemampuan mereka lebih berkembang.
Apabila kinerjanya bagus, maka dinas yang dipakai sebagai tempat magang dapat mengambil mereka untuk dipekerjakan ditempat tersebut.

Read more »

SUMUR ZAM - ZAM DAN MISTERINYA

Selama ini kita mengenal sumur Zamzam dari buku-buku agama. Namun sebenarnya ada sisi ilmiah saintifiknya juga looh. Cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang air adalah hydrogeologi.



Sumur Zamzam

Khasiat air Zam-zam tentunya bukan disini yang mesti menjelaskan, tapi kalau dongengan geologi sumur Zam-zam mungkin bisa dijelaskan disini. Sedikit cerita Pra-Islam, atau sebelum kelahiran Nabi Muhammad, diawali dengan kisah Isteri dari Nabi Ibrahim, Siti Hajar, yang mencari air untuk anaknya yang cerita. Sumur ini kemudian tidak banyak atau bahkan tidak ada ceritanya, sehingga sumur ini dikabarkan hilang.

Sumur Zam-zam yang sekarang ini kita lihat adalah sumur yang digali oleh Abdul Muthalib kakeknya Nabi Muhammad. Sehingga saat ini, dari “ilmu persumuran” maka sumur Zam-zam termasuk kategori sumur gali (Dug Water Well).

Dimensi dan Profil Sumur Zam-zam

Bentuk sumur Zam-zam dapat dilihat dibawah ini.

Bentuk sumur Zam-zam

Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30.5 meter. Hingga kedalaman 13.5 meter teratas menembus lapisan alluvium Wadi Ibrahim. Lapisan ini merupakan lapisan pasir yang sangat berpori. Lapisan ini berisi batupasir hasil transportasi dari lain tempat. Mungkin saja dahulu ada lembah yang dialiri sungai yang saat ini sudah kering. Atau dapat pula merupakan dataran rendah hasil runtuhan atau penumpukan hasil pelapukan batuan yang lebih tinggi topografinya.

Mata air zamzam
Dibawah lapisan alluvial Wadi Ibrahim ini terdapat setengah meter (0.5 m) lapisan yang sangat lulus air (permeable). Lapisan yang sangat lulus air inilah yang merupakan tempat utama keluarnya air-air di sumur Zam-zam.

Mata air zamzam

Kedalaman 17 meter kebawah selanjutnya, sumur ini menembus lapisan batuan keras yang berupa batuan beku Diorit. Batuan beku jenis ini (Diorit) memang agak jarang dijumpai di Indonesia atau di Jawa, tetapi sangat banyak dijumpai di Jazirah Arab. Pada bagian atas batuan ini dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan air. Dulu ada yang menduga retakan ini menuju laut Merah. Tetapi tidak ada (barangkali saja saya belum menemukan) laporan geologi yang menunjukkan hal itu.

Dari uji pemompaan sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 - 18.5 liter/detik, hingga permenit dapat mencapai 660 liter/menit atau 40 000 liter per jam. Celah-celah atau rekahan ini salah satu yang mengeluarkan air cukup banyak. Ada celah (rekahan) yang memanjang kearah hajar Aswad dengan panjang 75 cm denga ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil kearah Shaffa dan Marwa.

Keterangan geometris lainnya, celah sumur dibawah tempat Thawaf 1.56 m, kedalaman total dari bibir sumur 30 m, kedalaman air dari bibir sumur = 4 m, kedalaman mata air 13 m, Dari mata air sampai dasar sumur 17 m, dan diameter sumur berkisar antara 1.46 hingga 2.66 meter.

Air hujan sebagai sumber berkah

Air hujan sebagai sumber berkah

Kota Makkah terletak di lembah, menurut SGS (Saudi Geological Survey) luas cekungan yang mensuplai sebagai daerah tangkapan ini seluas 60 Km2 saja, tentunya tidak terlampau luas sebagai sebuah cekungan penadah hujan. Sumber air Sumur Zam-zam terutama dari air hujan yang turun di daerah sekitar Makkah.

Sumur ini secara hydrologi hanyalah sumur biasa sehingga sangat memerlukan perawatan. Perawatan sumur ini termasuk menjaga kualitas higienis air dan lingkungan sumur serta menjaga pasokan air supaya mampu memenuhi kebutuhan para jamaah **** di Makkah. Pembukaan lahan untuk pemukiman di seputar Makkah sangat ditata rapi untuk menghindari berkurangnya kapasitas sumur ini.


lokasi sumur Zamzam

Gambar diatas ini memperlihatkan lokasi sumur Zamzam yang terletak ditengah lembah yang memanjang. Masjidil haram berada di bagian tengah diantara perbukitan-perbukitan disekitarnya. Luas area tangkapan yang hanya 60 Km persegi ini tentunya cukup kecil untuk menangkap air hujan yang sangat langka terjadi di Makkah, sehingga memerlukan pengawasan dan pemeliharaan yang sangat khusus.

Sumur Zamzam ini, sekali lagi dalam pandangan (ilmiah) hidrogeologi , hanyalah seperti sumur gali biasa. Tidak terlalu istimewa dibanding sumur-sumur gali lainnya. Namun karena sumur ini bermakna religi, maka perlu dijaga. Banyak yang menaruh harapan pada air sumur ini karena sumur ini dipercaya membawa berkah. Ada yang menyatakan sumur ini juga bisa kering kalau tidak dijaga. Bahkan kalau kita tahu kisahnya sumur ini diketemukan kembali oleh Abdul Muthalib (kakeknya Nabi Muhammad SAW) setelah hilang terkubur 4000 tahun (?).

Dahulu diatas sumur ini terdapat sebuah bangunan dengan luas 8.3 m x 10.7 m = 88.8 m2. Antara tahun 1381-1388 H bangunan ini ditiadakan untuk memperluas tempat thawaf. Sehingga tempat untuk meminum air zamzam dipindahkan ke ruang bawah tanah. Dibawah tanah ini disediakan tempat minum air zam-zam dengan sejumlah 350 kran air (220 kran untuk laki-laki dan 130 kran untuk perempuan), ruang masuk laki perempuan-pun dipisahkan.



Monitoring dan pemeliharaan sumur Zamzam

Saat ini bangunan diatas sumur Zam-Zam yang terlihat gambar diatas itu sudah tidak ada lagi, bahkan tempat masuk ke ruang bawah tanah inipun sudah ditutup. Sehingga ruang untuk melakukan ibadah Thawaf menjadi lebih luas. Tetapi kalau anda jeli pas Thawaf masih dapat kita lihat ada tanda dimana sumur itu berada. Sumur itu terletak kira-kira 20 meter sebelah timur dari Ka’bah.

Monitoring dan pemeliharaan sumur Zamzam
Jumlah jamaah ke Makkah tiga puluh tahun lalu hanya 400 000 pertahun (ditahun 1970-an), terus meningkat menjadi lebih dari sejuta jamaah pertahun di tahun 1990-an, Dan saat ini sudah lebih dari 2.2 juta. Tentunya diperlukan pemeliharaan sumur ini yang merupakan salah satu keajaiban dan daya tarik tersendiri bagi jamaah haji.

Pemerintah Saudi tentunya tidak dapat diam pasrah saja membiarkan sumur ini dipelihara oleh Allah melalui proses alamiah. Namun pemerintah Arab Saudi yang sudah moderen saat ini secara ilmiah dan saintifik membentuk sebuah badan khusus yang mengurusi sumur Zamzam ini. Sepertinya memang Arab Saudi juga bukan sekedar percaya saja dengan menyerahkan ke Allah sebagai penjaga, namun justru sangat meyakini manusialah yang harus memelihara berkah sumur ini.




Sistem Pompa

Pada tahun 1971 dilakukan penelitian (riset) hidrologi oleh seorang ahli hidrologi dari Pakistan bernama Tariq Hussain and Moin Uddin Ahmed. Hal ini dipicu oleh pernyataan seorang doktor di Mesir yang menyatakan air Zamzam tercemar air limbah dan berbahaya untuk dikonsumsi. Tariq Hussain (termasuk saya dari sisi hidrogeologi) juga meragukan spekulasi adanya rekahan panjang yang menghubungkan laut merah dengan Sumur Zam-zam, karena Makkah terletak 75 Kilometer dari pinggir pantai. Menyangkut dugaan doktor mesir ini, tentusaja hasilnya menyangkal pernyataan seorang doktor dari Mesir tersebut, tetapi ada hal yang lebih penting menurut saya yaitu penelitian Tariq Hussain ini justru akhirnya memacu pemerintah Arab Saudi untuk memperhatikan Sumur Zamzam secara moderen. Saat ini banyak sekali gedung-gedung baru yang dibangun disekitar Masjidil Haram, juga banyak sekali terowongan dibangun disekitar Makkah, sehingga saat ini pembangunannya harus benar-benar dikontrol ketat karena akan mempengaruhi kondisi hidrogeologi setempat.

Badan Riset sumur Zamzam yang berada dibawah SGS
(Saudi Geological Survey) bertugas untuk:

* Memonitor dan memelihara untuk menjaga jangan sampai sumur ini kering.
* Menjaga urban disekitar Wadi Ibrahim karena mempengaruhi pengisian air.
* Mengatur aliran air dari daerah tangkapan air (recharge area).
* Memelihara pergerakan air tanah dan juga menjaga kualitas melalui bangunan kontrol.
* Meng-upgrade pompa dan dan tangki-tangki penadah.
* Mengoptimasi supplai dan distribusi airZam-zam

Perkembangan perawatan sumur Zamzam.
Dahulu kala, zamzam diambil dengan gayung atau timba, namun kemudian dibangunlah pompa air pada tahun 1373 H/1953 M. Pompa ini menyalurkan air dari sumur ke bak penampungan air, dan diantaranya juga ke kran-kran yang ada di sekitar sumur zamzam.

Uji pompa (pumping test) telah dilakukan pada sumur ini, pada pemompaan 8000 liters/detik selama lebih dari 24 jam memperlihatkan permukaan air sumur dari 3.23 meters dibawah permukaan menjadi 12.72 meters dan kemudian hingga 13.39 meters. Setelah itu pemompaan dihentikan permukaan air ini kembali ke 3.9 meters dibawah permukaan sumur hanya dalam waktu 11 minut setelah pompa dihentikan. Sehingga dipercaya dengan mudah bahwa akifer yang mensuplai air ini berasal dari beberapa celah (rekahan) pada perbukitan disekitar Makkah.

Banyak hal yang sudah dikerjakan pemerintah Saudi untuk memelihara Sumur ini antara lain dengan membentuk badan khusus pada tahun 1415 H (1994). dan saat ini telah membangun saluran untuk menyalurkan air Zam-zam ke tangki penampungan yang berkapasitas 15.000 m3, bersambung dengan tangki lain di bagian atas Masjidil Haram guna melayani para pejalan kaki dan musafir. Selain itu air Zam-zam juga diangkut ke tempat-tempat lain menggunakan truk tangki diantaranya ke Masjidil Nabawi di Madinah Al-Munawarrah.

Saat ini sumur ini dilengkapi juga dengan pompa listrik yang tertanam dibawah (electric submersible pump). Kita hanya dapat melihat foto-fotonya saja seperti diatas. Disebelah kanan ini adalah drum hidrograf, alat perekaman perekaman ketinggian muka air sumur Zamzam (Old style drum hydrograph used for recording levels in the Zamzam Well).

Kandungan mineral
Tidak seperti air mineral yang umum dijumpai, air Zamzam in memang unik mengandung elemen-elemen alamiah sebesar 2000 mg perliter. Biasanya air mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter. Elemen-elemen kimiawi yang terkandng dalam air Zamzam dapat dikelompokkan menjadi
Yang pertama, positive ions seperti misal sodium (250 mg per litre), calcium (200 mg per litre), potassium (20 mg per litre), dan magnesium (50 mg per litre).
Kedua, negative ions misalnya sulphur (372 mg per litre), bicarbonates (366 mg per litre), nitrat (273 mg per litre), phosphat (0.25 mg per litre) and ammonia (6 mg per litre).

Molekul air zam zam
Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air Zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus. Air yang sudah siap saji yang bertebaran disekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah merupakan air yang sudah diproses sehingga sangat aman dan segar diminum, ada yang sudah didinginkan dan ada yang sejuk (hangat). Namun konon prosesnya higienisasi ini tidak menggunakan proses kimiawi untuk menghindari perubahan rasa dan kandungan air ini.

Semoga bermanfa'at

Read more »

DARI BLANGKON KE KOPIAH...SEMUA WARNA INDONESIA



Dari beragam foto yang sering terpublikasi, ada tiga model penampilan kepala Bung Karno.
Yang pertama adalah mengenakan sejenis blangkon, penutup kepala khas Jawa.
Yang kedua, polos alias tidak mengenakan apa pun, dengan potongan rambut belah sisir dan sedikit berjambul.
Yang ketiga, mengenakan kopiah.

Ketiga model itu juga mewakili zamannya.
Ia mengenakan busana paduan Jawa-Eropa saat bersekolah di sekolah Belanda: ELS di Mojokerto dan HBS di Surabaya. Blangkon di kepalanya juga menunjukkan status sosial tinggi. Terlebih pada saat itu, hanya anak-anak keturunan Raja atau kaum bangsawan (ningrat) yang boleh bersekolah bersama siswa-siswa Belanda. Jika bukan dari golongan ningrat, dia tentulah putra ambtenaar atau pegawai pemerintahan Hindia Belanda untuk jenjang yang tergolong tinggi.

Ayah Bung Karno, Raden Soekemi Sosrodihardjo adalah seorang guru senior.
Nama Raden di depan namanya, menunjukkan bahwa ia berdarah biru. Sedangkan ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai adalah keturunan bangsawan Singaraja, yang itu artinya dia juga berdarah biru.
Karena itu pula Sukarno bisa bersekolah di sekolah Belanda.

Kemudian setamat HBS, ia melanjutkan ke THS (Technische Hoge School) –yang kemudian menjadi ITB. Pada saat itulah ia melepas blangkon dan membiarkan kepala dan rambutnya terbuka, dengan sisiran yang rapih.

Untuk busana formal ia sama sekali tidak meniru gaya Belanda yang bergaya kolonial tropikal – stelan safari putih, celana pendek, kaus kaki tinggi dan topi gabus. Bung Karno justru lebih memilih stelan pantalon-jas-dasi putih dan kopiah hitam.

Nah, kapan kopiah mulai bertengger di atas kepala Bung Karno?
Pendek cerita, sejarah itu dimulai saat Bung Karno membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI), 4 Juli 1927. Di situlah ia mengusulkan agar setiap kader dan pengurus PNI wajib mengenakan kopiah sebagai identitas.

Atas usul itu, Ali Sastroamidjojo, salah satu dedengkot PNI menolak. Tapi suara Ali kalah dengan suara floor. Akhirnya, kopiah pun menjadi penutup kepala resmi PNI.



Dalam perkembangannya, kopiah bukan hanya monopoli kader partai dan pengurus PNI, melainkan juga menjadi identitas kaum pergerakan. Hampir semua aktivis pergerakan mengenakan kopiah.
Dan sejarah pun kemudian mencatat, kopiah dipopulerkan Bung Karno sebagai identitas bangsa Indonesia. Hingga hari ini.

Tahukah Anda, popularitas kopiah tak lepas dari sosok Bung Karno yang memang sangat dikagumi dan dicintai rakyat? Terlebih dalam setiap penampilan, utamanya saat berpidato di depan lautan massa, ia senantias mengenakan kopiah. Nah, juru foto di studio foto langganannya, begitu kreatif dengan memajang foto-foto Bung Karno di etalase studionya di Bandung.

Tak jarang, para pejalan kaki di depan studio foto itu berhenti dan berdiri lama menatap foto pemuda gagah berkopiah yang sedang berpidato berapi-api. Dialah Sukarno.

Yang paling gemar mengamati foto-foto supermodel amatir Bung Karno itu utamanya adalah para siswi sekolah MULO yang letaknya di Jl. Sunda, Bandung. Suasananya barangkali mirip dengan gadis-gadis remaja yang mentap foto model pujaannya di etalase-etalase studio foto.

Read more »

KUTUKAN FIRAUN

Kisah Kutukan ini boleh dikatakan paling melegenda di seantero dunia, khusunya bagi orang-orang yang tertarik dan menyangkut-pautkannya dengan sihir Bangsa Mesir Kuno. Dari waktu ke waktu, Hollywood memproduksi film Curse of the Pharaohs ( Kutukan Sang Fir’aun) atau Mummy.

Semua film-film tersebut memiliki kepercayaan yang sama, yaitu tentang “kutukan” raja Thutankhemen/Thutankhamun yang sangat terkenal itu. Ceritanya ,waktu makam tersebut pertama kali dibuka pada tahun 1922, para jurnalis melaporkan ada prasasti di dekat pintu makam yang Raja Tutankhemen ini yang berbunyi demikian:

“Kematian akan segera mendatangi mereka yang menyentuh makam Pharaoh”.


Topeng kematian inilah yang dipasangkan di kepala mumi Raja Tutankhemen


Kelihatannya memang konyol, namun peringatan ini nampaknya terbukti benar, ketika semua arkeolog dan para pekerja yang menyentuh makam Tutankhemen dilaporkan meninggal secara misterius dan mengerikan dalam tempo yang tidak terlalu lama setelah peristiwa pembongkaran makam itu terjadi.

Baik, sebelum diuraikan lebih jauh mengenai kutukan, ada baiknya diceritakan dulu siapakah sebenarnya Fir’aun Tutankhemen itu.

Tutankhemen adalah raja Mesir Kuno yang bertahta dari tahun 1347 SM sampai 1339 SM.
Ia masih anak-anak saat diangkat menjadi raja dan meninggal dunia pada usia yang juga masih sangat muda, 18 tahun. Hidup yang sangat singkat ya.

Tutankhamun adalah generasi terakhir dari dinasti ke-18 Fir’aun yang memerintah Mesir mulai dari tahun 1567 SM – 1339 SM. Dinasti ini di dalamnya termasuk juga Ratu Pejuang Hatshepsut ( salah satu Fir’aun wanita selain Nefertiti dan Cleopatra) dan Thutmose III, yang membawa mesir ke puncak kejayaannya sekitar tahun 1400 SM.

Raja Muda yang malang ini adalah putra dari Akhenaten, yang bersama ratu Nefertiti membuat revolusi di Mesir. Akhenaten merupakan raja yang mengganti pemujaan terhadap dewa-dewa Mesir kuno dengan pemujaan dewa tunggal, dan memindahkan ibukota kerajaan ke Armarna.

Istri Tutankhemen adalah saudara tirinya sendiri, Ankhesenamun. Saat raja muda ini meninggal dengan sebab yang tidak diketahui dengan pasti (mungkin dibunuh), Ankhesenamun berada di bawah kekuasaan musuhnya, Ay dan Jendral Horemheb.

Ada empat “Raja-raja Amarna” pada Dinasti ke-18 dan Tutankhamun yang ketiga. Karena Dinasti ke-19 tidak menyukai peraturan Dinasti ke-18, maka raja-raja Amarna dicoret dari daftar keluarga raja dan itu dilakukan didepan umum.

Monumen raja Tutankhemen di hancurkan, dan lokasi makamnya dilupakan. Dan itu benar, keberadaan makam raja muda yang bernasib malang tersebut benar-benar terlupakan oleh Dinasti ke-20. Ketika kepala arsitek memulai memahat batu untuk membuat makam Ramses VI, ia tidak tahu bahwa ia telah membiarkan puing-puing berjatuhan di atas makam Raja Tutankhamun.

Dan semenjak itu, makam raja muda ini benar-benar dilupakan karena ia dulu juga bukan merupakan penguasa yang hebat, sama sekali tidak mengesankan. Namun hal ini justru membawa keuntungan pada 3.300 tahun kemudian,... Mengapa?

Karena makamnya tersembunyi dan harta karunnya tetap tidak tersentuh. Dan ini menjadikan makan Raja muda Tutankhamun merupakan satu-satunya makam raja Mesir kuno yang di kuburkan di Lembah Raja-raja Luxor yang tidak diacak-acak selama berabad-abad oleh para perampok.


Howard Carter

Pada bulan November 1922, seorang arkeolog bernama Howard Carter, telah menghabiskan tujuh tahun lamanya dan merasa frustasi mencari makam Raja Tutankhamun di lembah raja-raja, Luxor. Namun penantian selama itu ternyata tidak sia-sia baginya, setelah para pekerja menggali empat meter di bawah makam Ramses VI, dimana mereka menemukan pintu masuk pada dinding batu yang menuju lorong yang cukup besar dengan tinggi tiga meter dan lebar dua meter. Mereka membersihkan puing-puing, dan pada langkah ke-20, mereka menemukan bagian atas pintu batu yang tertutup.

Ini berita yang menggairahkan, dan Howard Carter segera mengundang orang yang telah mendanai proyeknya, Lord Carnarvon, untuk datang ke situs tersebut dalam acara pembukaan makam.

Carter dan Carnarvon datang pada sore hari tanggal 24 November, ketika semua puing telah disingkirkan untuk menyingkap pintu batu yang memperlihatkan segel Raja Tutankhamun.
Begitu pintu ini terbuka, diperlukan waktu dua hari kerja keras untuk membersihkan puing-puing pada tangga menurun yang lain. Kali ini mereka menemukan pintu kedua, yang memiliki segel Royal Necropolis dan Tutankhamun . Para pekerja membuat lubang pada pintu batu, dan dengan menggunakan cahaya lilin, Carter melongok ke dalam. Lord Carnarvon bertanya, ” Dapatkah kamu melihat semuanya?”. Carter menjawab,” Ya, barang-barang yang menakjubkan.”

Di sana, di ruang depan, ada harta karun yang sungguh luar biasa. Bahkan ada lebih banyak lagi di ruang dalam, yang membutuhkan waktu tiga bulan untuk memasukinya. Lord Carnarvon sendiri yang membuka pintu dalam ini pada tanggal 17 Februari 1923.

Mumi Raja Tutankhemen terbaring di dalam tiga peti mati. Dua peti mati yang berada paling luar terbuat dari emas yang dipasang pada rangka kayu. Sementara peti mati yang paling dalam semuanya terbuat 300 pound emas murni. Didalam peti emas itu terbaring sesuatu yang lebih menakjubkan. Mumi itu ditutupi oleh topeng kematian dari seseorang raja anak laki-laki. Mumi Tutankhamun terbaring di bawah 13 lapis kain linen. Setelah Carter melepasnya, dia menemukan seuntai kalung tersembunyi didalamnya untuk mengusir iblis.


Peti Mati Raja Tutankhemen

Selama berabad-abad damar dan minyak yang digunakan untuk membuat mumi telah berubah menjadi lem yang merekatkan kain linen. Untuk melepaskan kalung itu, Carter melakukan tindakan radikal, yaitu dengan memotong-motong mumi.

Ini sangat fatal. Dalam 14 hari, 2 dari orang-orang yang terlibat meninggal secara mendadak.
Bahkan pada tahun 1929, 13 orang meninggal karena satu sebab….”Kutukan”.

Lord Carvarnon meninggal pada tanggal 6 April 1923 karena pneumonia, komplikasi akibat gigitan nyamuk yang terinfeksi. Kemudian para jurnalis menemukan prasasti di dekat pintu makam tentang peringatan mengenai kematian tadi. Mereka kemudian mengatakan bahwa “Kutukan Fir’aun Tutankhemen-lah yang membunuh Lord Carvarnon”. Menyusul kemudian, Lady Carnarvon, yang menyusul suaminya ke alam baka dengan sebab kematian yang tak jelas.

Di tahun yang sama, seorang meninggal secara mendadak setelah mengunjungi makam ini dan dianggap merupakan ulah “kutukan” juga. Ia adalah Pecky Callender, yang membantu Carter memasuki makam. Kematian misterius juga dialami oleh salah seorang pengusaha kaya yang berkunjung ke makam Tutankhemen, George Jay Gould. Untuk tour mahalnya ini, Gould harus membayar mahal. Malam hari setelah mengunjungi makam, ia terkena demam, dan esoknya ia meninggal dunia.

Harta karun Raja muda ini dipamerkan di banyak museum di seantero dunia. Ketika Arthur C Mace dari Metropolitan Museum of Art di New York, dan George Benedite dari Museum Louvre, Paris, ikut-ikutan meninggal dunia secara misterius setelah memamerkan harta karun tersebut di Museum mereka!! Kembali, “Kutukan Tutankhemen” yang disalahkan atas meninggalnya dua orang tersebut.

Kutukan itu kembali beraksi dan menjadi dipermasalahkan atas kematian orang-orang yang sedikit sekali terlibat dengan ekspedisi ini. Contohnya sekertaris pribadi Howard Carter yang bernama, Robert Bathnell ikut-ikutan meninggal dunia secara misterius. Tiga bulan kemudian, ayah Bathell, Lord Westbury melompat dari lantai 7 dan tewas. Ia meninggalkan pesan, menyalahkan kutukan Tutankhemen atas kematian anaknya.

Tidak hanya berakhir di situ, saat dalam perjalan ke makam, kereta jenazah Lord Westbury menabrak seorang anak 8 tahun. Anak itu tewas seketika, begitu juga dengan salah seorang pegawai British Museum dalam bidang Egyptology.

Selama tiga dekade kutukan itu tak menyerang hingga terakhir kali tempat peristirahatan Tutankhemen diganggu. Hingga saat ini, terhitung kurang lebih 25 orang yang telah meninggal dunia dengan disangkut pautkan dengan kutukan Tutankhamun. Yang terakhir kalinya menimpa seorang wisatawan Sheryl Munson di tahun 1995 silam.

Banyak ilmuwan mulai menelaah kutukan fir’aun dari sudut pandang ilmiah. James Randi, pemain sulap terkenal, dalam bukunya Encyclopedia of Claims, Fraunds and Hoaxes of the Occult and Supranatural, menuliskan nama-nama semua orang Eropa yang hadir ketika makam Tutankhamun dibuka dan kapan mereka meninggal dunia.

Pernah mendengar yang namanya “tabel aktuaria?”. Tabel ini memberi nilai harapan hidup kita, didasarkan pada dimana tempat tinggal kita, apakah merokok atau tidak,dll. Randi memeriksa tabel aktuari yang relevan untuk semua orang yang dihubungkan dengan makam Raja Tutankhemen, dan siapa yang meninggal berikutnya.

Ternyata, orang-orang yang hadir dalam pembukaan makam, hidup satu tahun lebih lama dibandingkan ramalan tabel aktuaria. Howard Carter meninggal pada usia wajar, yaitu 66 tahun. Dr. Douglas Derry, yang membedah mumi, meninggal pada usia lebih dari 80 tahun. Dan Alfred Lucas, ahli kimia yang menganalisis jaringan tubuh mumi, meninggal pada usia 79 tahun.

Penelitian lain menunjukkan tidak ada pengaruh nyata pada harapan hidup orang-orang yang terlibat pada penggalian tersebut. Jadi dapat disimpulkan, kutukan itu adalah bohong/ sama sekali tidak pernah ada.

Benarkan penelitian ilmiah telah berhasil mengungkap siapa pelaku pembunuhan yang sebenarnya?

Benar. Dan pelakunya sebenarnya ternyata terdapat pada dinding makam. Para korban mungkin tidak menyadari bahwa di dinding-dinding makam yang penuh dengan ornamen-ornamen indah itu ternyata tersembunyi ribuan bahkan lebih pembunuh mematikan yang telah berumur 3000 tahun lamanya!

Dinding-dinding itu diselimuti oleh jamur cokelat kecil. Bakteri mungkin timbul dari plester atau cat dan hidup dari kelembaban plester setelah makam ditutup. Dan, pembunuh sebenarnya adalah bakteri mematikan yang bernama aspergillus niger.

Dalam makam yang hangat, bakteri yang menyerang sistim pernapasan ini berkembang. Ia satu-satunya makhluk yang dapat bertahan hidup selama 3000 tahun di makam itu. Saat Shryl Munson , korban terakhir yang ikut meninggal setelah berkunjung ke makam tiba dengan ketahanan tubuh yang rapuh, maka ia adalah rumah utama bagi jamur itu. Spora itu terhisap dan menyerang sel yang lemah, menghancurkannya selagi menyebar. Sheryl Munson kekurangan oksigen, 10 hari setelah masuk rumah sakit, fungsi paru-parunya berhenti.

Tim dokter berhasil menemukan jamur aspergilllus niger pada saat melakukan biopsi paru-paru Sheryl Munson dan jamur mematikan ini ditemukan lebih banyak lagi di dalam makam Tutankhamun, terutama di dinding makam. Sheryl ternyata telah melakukan suatu hal yang sangat fatal bagi hidupnya pada saat mengunjungi makam Tutankhemen. Ia menyentuh dinding makam dan mengusap-usapkan jemari tangannya ke beberapa lukisan cat, dimana disana telah menunggu bakteri yang sangat mematikan untuk bermigrasi ke dalam tubuhnya.

Begitu juga dengan orang-orang yang terlibat dalam pembongkaran makam. Bekerja dengan mumi bisa fatal, baik bagi peneliti dan muminya. Tindakan gegabah Howard Carter yang memotong-motong tubuh mumi berakibat sangat fatal bagi mereka yang terlibat. Karena peneliti bisa menghisap spora dari debu mumi. Sebaliknya, peneliti bisa memberikan bakteri atau kelembaban pada permukaan mumi yang bisa mengakibatkan pembusukan.

Walaupun sudah mati selama ribuan tahun, mumi hidup bersama bakteri. Beberapa tak berbahaya, namun beberapa lagi sangat mematikan. Tidak memakai pelindung saat bekerja dengan mumi, akan sangat rentan terinfeksi oleh spora jamur. Dan itulah yang terjadi pada Carter dan orang-orang disekelilingnya. Otopsi gegabah terhadap mumi Tutankhamun ternyata melepas banyak pembunuh mengerikan yang kasat mata. Parahnya, pada saat otopsi itu berlangsung, Carter dan rekan-rekannya tidak memakai pelindung apapun, mereka hanya memakai pakaian sehari-hari. Jadi mungkin terjadi persilangan kerusakan antara para peneliti dan mumi. Namun banyak orang yang beruntung seperti Carter yang tidak terinfeksi bakteri ini.

Darimanakah asal mula kisah kutukan itu?

Kutukan dipopulerkan oleh film Hollywood, namun tampaknya berasal dari buku fiksi. Salah satu kemungkinannya adalah cerita pendek berjudul Lost in a Pyramid: The Mummy’s Curse, yang ditulis oleh Lousia May Alcott pada tahun 1860.

Kemungkinan lain adalah cerita yang ditulis oleh pelukis Amerika, Joseph Smith (1863 – 1950). Ia menceritakan kutukan yang menimpa mertua Tutankhamun, Raja Akhenaton. Takhta diberikan kepada anak perempuan ketiga setelah Raja Akhenaton meninggal. Ketika Tutankhemen menikah dengan anak perempuan ketiga ini, takhta kerajaan diberikan kepadanya. Raja Akhenaton tidak disenangi para pendeta, karena ia telah mencampuri urusan agama mereka. Ia menyatukan ratusan dewa menjadi satu dewa, Ra, Dewa Matahari.

Setelah Akhenaton meninggal dunia, para pendeta membalas dendam dengan mengutuk ” jiwa dan raganya” mengembara secara terpisah di ruang angkasa dan tak pernah baersatu menuju keabadian”. Namun kutukan ini bukan ditujukan kepada Tutankhemen tetapi Kepada pendeta, Ay, yang mengambil tahta ketika Tutankemen meninggal. Dan ada spekulasi bahwa ia-lah yang sebenarnya berada dibalik kematian misterius raja muda ini.

Jadi apa yang bisa kita simpulkan?
setidaknya cerita kutukan Tutankhamun adalah isapan jempol belaka yang sengaja dihidup-hidupkan hanya untuk sebuah penciptaan kisah.

Yang mati sudah mati...tidak mungkin bisa kembali
dan dia juga tak mampu melakukan apa-apa selain barangkali jika bisa berharap ya (?) doa dari yang masih hidup.

Read more »

YANG LUCU ITU KEPALAMU!!!

COBA ANDA LIHAT GAMBAR INI ...
SIMAK BAIK-BAIK...GAMBAR APA?
APA YANG TERPIKIR OLEH ANDA???



HAHAHAHA...jawabannya semua benar...!!
apa yang tergambar di dalam pikiran anda, tepatnya anggap saja benar
siapa bisa menyalahkan apa yang ada dalam pikiran anda.

SEMUA HAK ANDA..!!
mau menciptakan gambar ini seperti buah pepaya? ....silakan
...seperti balon dijejerkan?..oke juga..
seperti hmmm...gunung kebalik?

hush dari tadi kok pikirannya sangat assosiatif dan multi tafsir sih
halah..gak papa...boleh-boleh saja..

sekarang...adakah anda membayangkan ini sebuah BECAK
atau minimal roda becak?..hohoho boleh juga kok..
atau sepeda....yang bisa digenjot??

eh ini maksudnya apa sih..muter-muter begini?
sebetulnya gambar apa sih?

HAHAHAHAHA..
bagi saya sendiri juga gak jelas...HAHAHAHA
sebetulnya gambar apa ya?

INILAH HUMOR..!!
Humor bukanlah soal apa yang kita lihat atau kita baca
HUMOR SEBENARNYA ADA DI IMAGINASI, dia ada di PIKIRAN KITA!!

Coba bayangkan bahwa ini adalah BECAK
nah lalu bayangkan kita DUDUK di atas becak..
karena becak fungsinya untuk di naiki kan??
HAHAHAHHAHA...ya kurang lebih..empuk-empuk gitulah
hmmm nikmat juga ya...
ditambah dengan melek merem..wah jadilah...



HAHAHAHAAHA....HAHAHAHA...
TERTAWALAH....

tertawa merupakan obat yang hebat untuk suasana batiniah kita.
meningkatkan kesenangan seseorang untuk terus hidup
mengurangi stress, memperlunak hubungan dengan orang lain.

banyak yang tidak menyadari bahwa tertawa merupakan hasil evaluasi
yang menyelamatkan manusia dari kepunahan.
kenapa begitu?
karena saat kita tertawa tujuannya adalah agar mimik muka tertawa kita muncul
dan ini untuk mencegah agresivitas sesama jenis, karena kalau tidak ada tertawa
wah bakalan tidak ada perundingan penting-lah...hehehehe..

HUMOR dan KETAWA juga merupakan alat yang berharga bagi orang yang memiliki penyakit serius dan sedang dalam perawatan medis....humor akan membantu memberi kenyamanan untuk mengatasi rasa sakit, marah, kesal, deperesi yang sering menemani penyakit.

Yang jelas..banyaklah manfaat dari tertawa dan humor ini..
TERTAWA juga menular...jika tidak ajaklah orang lain tertawa..
karena keterlaluan sekali kalau orang di depan kita tertawa
lalu kita tidak..atau bahkan malah melotot...tanpa alasan yang jelas.
HIHIHIHI....eh tahukah anda MENGUAP itu juga menular??
cobalah perhatkan..
mengingat ini saja...kita seharusnya juga tertawa..
bayangkan...kita bersama-sama memengangakan mulut???
HAHAHAHAHA...lucu banget ..apalagi kalau di photo ya..

APAKAH TERTAWA itu SULIT DILAKUKAN?
TIDAK...!!!
tertawa juga tersenyum merupakan pekerjaan yang paling mudah dilakukan
apalagi jika ada pemicunya.
Dengan tertawa raut muka menjadi lebih rileks sehingga terbawa suasana hati menjadi riang..

Pesan penting hari ini adalah :
TERTAWA ITU PENTING
HUMOR adalah pemicu Tawa.
letak humor ada di IMAGINASI pikiran kita.

OKE YUK KITA COBA KEMAMPUAN TERTAWA ANDA !!

Kebo apa yang bikin kita lelah?
kebo-gor jalan kaki taukkkkk!!

Kenapa hantu cewek digambarkan dengan daster panjang?
Kalau pakai TANK TOP, suasana kuburan jadi gak serem
terlalu banyak yang Suiitt....suiiitt...seksi ni yeeee...!!

Hantu apa yangpaling pinter berhitung??
Han tu tri four, five dan seterusnya ..capeeeee dehhhh!

Daun apa yang gak boleh dipegang?
DAUN TOUCH ME..!!



wkwkwkkwwwk.........Sprrooooooooooooottt!!
...preettt!...broottt....
dan aneka bunyi-bunyian ikut tertawa....HAHAHAHAHA...!!

Read more »

ANDREW CARLSSIN, Pria ini Mengaku datang dari tahun 2256

Para penggemar science fiction dan misteri mungkin sudah pernah mendengar nama John Titor, seseorang yang mengaku berasal dari tahun 2036. Sekarang, seorang pria lain mengaku bahwa ia berasal dari tahun 2256, dan ia dapat membuktikannya.



Pada tanggal 28 Januari 2003, Seorang pria bernama Andrew Carlssin digiring oleh FBI atas permintaan SEC (Security and Exchange Commission) untuk diinterogasi atas kecurigaan melakukan insider trading.

Kecurigaan itu bermula ketika SEC mengetahui bahwa Carlssin berhasil meningkatkan portfolionya senilai $800 menjadi $350.000.000 hanya dalam dua minggu. Ia menaruh portfolionya pada 126 keputusan trading yang berisiko tanpa sekalipun gagal.

Bertahun-tahun, para trader terhebat di Wall Street mengalami kerugian besar akibat volatilitas pasar yang luar biasa. Jadi ketika Carlssin mengalami keuntungan luar biasa dari 126 keputusan trading, para trader menjadi curiga.

Dalam interogasinya di hadapan FBI, Carlssin yang berusia 44 tahun memberikan penjelasan yang luar biasa bagaimana ia mendapatkan kekayaannya tersebut. Ia mengakui bahwa ia berasal dari tahun 2256.

FBI mengatakan,”Kita masih berusaha untuk mengorek sumber orang dalamnya dalam melakukan trading. Ia akan tetap berada d penjara sampai kita memperoleh informasi tersebut.”

Selama empat jam interogasi, Carlssin mengatakan bahwa ia adalah seorang time traveller, seorang yang berasal dari tahun 2256. Ia berkata,”aku tidak dapat menahan diri, padahal aku telah berusaha untuk kelihatan natural, dengan membuat diriku rugi sedikit disini, sedikit disana. Namun kelihatannya aku terhanyut dengan suasana.”

Carlssin mengakui bahwa ia datang dari tahun 2256 dimana pengetahuan tentang volatilitas pasar saham adalah sesuatu yang biasa sehingga setiap orang yang mengetahui sejarah pasar saham dapat mengambil keuntungan darinya.

Untuk membuktikan pengakuannya, Carlssin memberikan prediksinya tentang tanggal pasti invasi Amerika ke Irak, dan ia memberikan tanggal yang tepat.

Carlssin juga menawarkan untuk memberi tahu lokasi Osama Bin Laden dan obat penyembuhan bagi AIDS. Yang dia inginkan hanyalah dilepaskan dan dibiarkan kembali ke mesin waktunya.

Ketika ditanya, Carlssin menolak untuk memberitahu lokasi mesin waktunya atau mendiskusikan cara kerjanya karena takut teknologi itu dapat jatuh ke tangan yang salah.

Tentu saja FBI tidak begitu saja mempercayai cerita Carlssin. Namun sebuah sumber dari SEC mengakui bahwa tidak seorangpun yang dapat melacak asal-usul Carlssin sebelum Desember 2002. Seakan-akan Carlssin tidak pernah ada sebelum itu.

Namun, cerita tentang Carlssin tidak berhenti sampai disitu. Kisah Carlssin tiba-tiba saja menghilang dan tidak pernah diungkit lagi. Demikian pula keberadaannya.

Tidak ada media yang meliputnya kembali. SEC dan FBI bahkan kemudian menyangkal bahwa mereka pernah menangkap Carlssin. Pengacaranya mengatakan bahwa Carlssin harusnya menemui dia untuk acara dengar pendapat di pengadilan pada tanggal 2 April 2003, namun ia tidak muncul, hilang begitu saja.

Cerita tentang Carlssin yang mengklaim berasal dari masa depan ini bermula dari berita di tabloid Weekly World News tanggal 25 Februari 2003, yang kemudian dikutip oleh media-media terkemuka seperti Yahoo news.

Dalam artikel susulan tanggal 29 April 2003, Weekly World News menulis bahwa mereka berhasil mewawancarai Carlssin via telepon dan Carlssin berkata bahwa ia sedang berada di Toronto dan sedang menyiapkan sebuah perusahaan yang akan go public pada tahun 2007.

Carlssin mengakui bahwa pada tanggal 29 Maret 2003, ia dilepaskan oleh FBI atas kebaikan hati dari seseorang yang tidak dikenal yang memberikan uang jaminan senilai 1 juta dolar.

Pada saat ditangkap tahun 2003, Carlssin berusia 44 tahun. Namun Carlssin mengatakan bahwa hingga saat ini, ia tidak bertambah tua sedikitpun. Ketika ditanya apa yang ia lakukan selama tahun-tahunnya yang hilang, ia menjawab ,”No Comment.”

Dan soal kehebohan yang ditimbulkannya, Carlssin berkata,”Waktu adalah segalanya dan segala sesuatu terjadi sesuai waktunya. Aku disini sekarang. Jadi inilah waktuku."

Banyak orang hingga kini tidak mempercayai bahwa seseorang dapat melakukan perjalanan lintas waktu atau time travel. Namun para ahli fisika tidak sependapat dengan mereka.

Para mahasiswa di MIT (Massachusets Institute of Technology) - salah satu universitas Iptek terbaik di dunia pernah mengadakan konvensi fisika dengan mengundang semua orang yang mengklaim berasal dari masa depan.

Einstein dan Hawking, dua dari fisikawan terbesar sepanjang masa percaya bahwa manusia dapat mengadakan perjalanan lintas waktu. Bahkan Einsteinlah yang sebenarnya memulai ide tentang perjalanan waktu dengan teori relativitasnya.

Dibelahan bumi lainnya, tepatnya di Jenewa, CERN - sebuah organisasi fisika nuklir Eropa sedang melakukan eksperimen membuat lubang hitam mini yang dapat diaplikasikan untuk perjalanan lintas waktu.

Dan CERN tentu saja bukan organisasi sembarangan mengingat merekalah yang menemukan Internet (World wide web). John titor, salah seorang misterius yang mengaku berasal dari tahun 2036 mengaku bahwa ia datang dari masa depan lewat dua lubang hitam mini.

Tidak cukup sampai disitu, Ronald Mallet, seorang profesor fisika dari Universitas Connecticut telah menggunakan persamaan Einstein dan sinar laser untuk menciptakan mesin waktu.

Bahkan Prof Mallet memprediksikan bahwa dalam 10 tahun ini, manusia sudah dapat menemukan mesin waktu yang dapat digunakan untuk perjalanan lintas waktu.

Menyangkut kisah Carlssin, beberapa kecurigaan mulai timbul bahwa cerita ini adalah murni rekayasa Weekly World News, mengingat tabloid ini biasa memberitakan kisah-kisah yang aneh dan diragukan kebenarannya.

Namun sampai sekarang, tidak pernah ada klarifikasi dari tabloid tersebut mengenai benar tidaknya berita tersebut. FBI dan SEC telah menyangkal berita tersebut dan mengatakan bahwa kisah itu adalah murni gurauan.

Apa yang mungkin menguatkan dugaan ini adalah sulitnya untuk menemukan foto Andrew Carlssin di internet. Setelah mencari-cari, yang dapat ditemukan hanyalah guntingan koran mengenai kisah ini dan didalamnya ada foto Andrew Carlssin yang tampak depan (lihat foto di atas )



Kemudian foto lain yang merujuk ke Andrew Carlssin adalah foto di atas ini, ketika disebut ia digiring oleh FBI. Itupun hanya menunjukkan foto yang tampak dari belakang.

Namun, apabila kisah ini adalah sebuah gurauan, seharusnya sudah ada klarifikasi dari tabloid yang bersangkutan atau klasifikasi dari pria yang fotonya ada di guntingan koran diatas. Sampai saat ini, tidak ada klarifikasi tersebut.

Mereka yang menyebut kisah ini gurauan, tidak pernah memberikan bukti yang memadai. Jadi bagi saya, kisah ini masih merupakan misteri yang terbuka.

Read more »

IKAN DAN KURA-KURA

Hiduplah seekor kura-kura di sebuah kolam bersama dengan ikan-ikan yang memang tinggal di kolam itu.Mereka bersahabat erat. Ikan-Ikan selalu mendapat makanan dari lumut yang tumbuh di punggung kura-kura. Dan kura-kura tidak merasa rugi memberikan makanan pada ikan-ikan tersebut.



Suatu saat kura-kura meninggalkan kolam, dia harus pergi untuk waktu yang lama. Tentu saja ikan-ikan sedih dan merasa kehilangan.

dan suatu ketika kura-kura kembali datang ke kolam itu. betapa ikan-ikan sangat senang bertemu dengan sahabat mereka itu.. dia dikerubutin dan ditanya-tanya, kemana saja dan diminta menceritakan apa saja yang dia temui dan dia dapatkan.

Dengan senang hati, kura-kura bercerita tetang banyak hal yang dia temui selama di perjalanan di kepergiannya itu. Banyak sekali. Dia menceritakan hal-hal yang tidak pernah dia temui sebelumnya. Ada makhluk konon namanya manusia, ada binatang yang bisa berlari-lari dengan kakinya. sungguh sebuah pemandangan yang mengherankan, namun dia melihatnya dan dia senang dapat kesempatan itu.

Namun apa yang terjadi, Ikan-ikan itu tidak percaya pada cerita kura-kura. mereka bahkan tak habis pikir dengan soal kaki-kaki yang diceritakan oleh kura-kura. Bagimana mungkin mereka punya kaki, suatu hal yang tidak dipunyai ikan....bukankah mereka (ikan-ikan) itu tidak punya?

Kura-kura merasa kesulitan untuk meyakinkan bahwa apa yang ditemuinya adalah nyata. berkali-kali dia terangkan namun tetap saja para ikan sahabatnya tidak bisa menerimanya, walau mereka tidak jelas-jelas menyebutnya sebagai pembohong.

Kura-kura berpikir bahwa tidak ada cara lain untuk meyakinkan teman-temannya itu selain menyaksikannya sendiri,
tetapi bagaimana mungkin hal itu akan terjadi?.
Mustahil membawa ikan-ikan keluar,.....karena begitu mereka keluar dari kolam ,
maka mereka akan mati.

Banyak yang mengatakan Guru yang Baik adalah pengalaman langsung. Kiranya ada benarnya.
Jika mendapatkan wejangan atau saran, seringkali yang bersangkutan menganggap enteng atau dengan kata lain TIDAK PERCAYA, HANYA KARENA YANG BERSANGKUTAN MERASA TIDAK atau BELUM MENGALAMI/MELIHATNYA LANGSUNG..
padahal untuk belajar...sesungguhnya TIDAK HARUS MENGALAMINYA LEBIH DULU BARU PERCAYA KAN...di sinilah letak KEPERCAYAAN..seperti kalimat dalam bahasa Jawa....masak iya kejongor (tersungkur) dhisik baru percoyo....Masak harus jatuh dulu baru merasakan bahwa jatuh itu sakit rasanya. Tergantung masalahnya, kadang-kadang jatuh nyungsep perlu dirasakan dulu agar "rasa" hikmahnya lebih mendalam....

Banyak di antara kita yang ternyata 'hanya mampu' melihat apa yang ada di lingkungan kita saja, dan tak pernah tahu diluar selain itu (dunia luar). Hal ini akan membuat cara berpikir yang sempit, sehingga sulit menerima pemikiran dari orang lain.
Sikap ini bisa karena memang dari "sono"nya (karakter/watak), sehingga susah untuk berubah, namun bisa juga terjadi karena memang sungguh-sungguh tidak adanya kesempatan untuk melihat dunia luar selain dunia kecilnya itu...

Read more »

SEJARAH PERKEMBANGAN MATA-UANG INDONESIA

SEJARAH PERKEMBANGAN MATA-UANG INDONESIA



SEJARAH PERKEMBANGAN MATA-UANG INDONESIA
(Seminar Numismatika oleh Bank Indonesia, 27 Oktober 2009)

Berbicara tentang perkembangan mata-uang yang dulu pernah berlaku di wilayah Nusantara, maka ditinjau dari kepemilikan mata uang tersebut dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok :

Mata-uang atau koin-koin asli buatan lokal, yang dicetak oleh kerajaan-kerajaan atau daerah-daerah tertentu diwilayah Indonesia.

Mata-uang yang dimasukkan oleh orang-orang asing, baik pedagang maupun pemerintahan asing yang bertindak sebagai penjajah atau penguasa wilayah Nusantara, untuk dipakai sebagai alat tukar yang sah di wilayah Indonesia. Termasuk juga mata-uang yang dicetak di Jawa oleh orang-orang asing tersebut di atas, untuk diedarkan di wilayah Nusantara.

Berdasarkan jamannya, perkembangan mata-uang Indonesia dapat dibagi dalam beberapa periode :

JAMAN KERAJAAN HINDU BUDDHA (850-1300).
Kerajaan Mataram Syailendra
Kerajaan Daha/Jenggala & Majapahit

JAMAN KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM.
Kerajaan-kerajaan di Jawa (Banten, Cirebon, Sumenep)
Kerajaan-kerajaan di Sumatra (Samudra Pasai, Aceh, Palembang, Jambi).
Kerajaan-kerajaan di Kalimantan (Pontianak, Banjarmasin, Maluka)
Kerajaan-kerajaan di Sulawesi (Gowa, Buton)

JAMAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL.
Perdagangan dengan Cina (850- 1900)
Perdagangan dengan VOC (1602-1799).
Emergency Coins atau koin-koin darurat.

JAMAN PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA, PERANCIS, INGGRIS (1800-1945).
Pendudukan Hindia Belanda (1800 – 1942)
Pendudukan Perancis (1806-1811)
Pendudukan Inggris (1811-1816)
British East India Company di Sumatra.
Token-Token Perkebunan dan Pertambangan.
Mata-uang lainnya.

JAMAN PENDUDUKAN JEPANG (1942-1945)

JAMAN PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA (1945 - ---).


1. JAMAN KERAJAAN HINDU BUDHA (850 – 1300 Masehi).

A. Kerajaan Mataram Syailendra
Mata-uang Indonesia dicetak pertama kali sekitar tahun 850/860 Masehi, yaitu pada masa kerajaan Mataram Syailendra yang berpusat di Jawa Tengah. Koin-koin tersebut dicetak dalam dua jenis bahan emas dan perak, mempunyai berat yang sama, dan mempunyai beberapa nominal :
- Masa (Ma), berat 2.40 gram; sama dengan 2 Atak atau 4 Kupang,.
- Atak, berat 1.20 gram; sama dengan ½ Masa, atau 2 kupang.
- Kupang (Ku), berat 0.60 gram; sama dengan ¼ Masa atau ½ Atak.
Sebenarnya masih ada satuan yang lebih kecil lagi, yaitu ½ Kupang (0.30 gram) dan 1 Saga (0,119 gram).
Koin emas jaman Syailendra berbentuk kecil seperti kotak, dimana koin dengan satuan terbesar (Masa) hanya berukuran 6 x 6/7 mm saja. Pada bagian depannya terdapat huruf Devanagari “Ta”. Dibelakangnya terdapat incuse (lekukan kedalam) yang dibagi dalam dua bagian, masing-masing terdapat semacam bulatan. Dalam bahasa numismatik, pola ini dinamakan “Sesame Seed”.
Sedangkan koin perak Masa mempunyai diameter antara 9-10 mm. Pada bagian muka dicetak huruf Devanagari “Ma” (singkatan dari Masa), dan di bagian belakangnya terdapat incuse dengan pola “Bunga Cendana”.
Kerajaan Syailendra akhirnya meluaskan wilayahnya hingga ke daerah-daerah Jawa Timur, dimana. pelabuhan-pelabuhannya seperti Tuban, Gresik, dan Surabaya, banyak berdatangan para pedagang dari manca negara. Jawa Timur dengan pelabuhan-pelabuhannya merupakan daerah maritim, akhirnya semakin maju dibandingkan dengan kerajaan induknya di Jawa Tengah yang merupakan daerah agraris.
Pada jaman Dinasti Tang di Cina (618-907 Masehi), orang-orang Cina mulai berdatangan ke tanah Jawa untuk melakukan perdagangan. Mereka membawa dan memperkenalkan mata-uangnya yang disebut Cash atau Caixa, Cassie, Pitje, atau orang Jawa menyebutnya Kepeng atau Gobok, dengan ciri khas terdapat lubang persegi ditengah. Koin-koin Cina ini lambat laun dapat diterima oleh penduduk sebagai alat pembayaran.
Pada kira-kira tahun 928 Masehi, Gunung Merapi meletus dahsyat, yang mengakibatkan rusaknya hampir seluruh sendi-sendi perekonomian kerajaan. Karena alasan diatas, disamping semakin majunya daerah Jawa Timur, maka pada tahun 929 diputuskan untuk memindahkan ibukota kerajaan, dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Nantinya Raja Mpu Sendok membagi wilayah Jawa Timur menjadi dua untuk dibagikan kepada dua orang anaknya, menjadi wilayah Daha dan Jenggala.

B.Kerajaan Daha/Jenggala, dan Majapahit
Pada jaman Daha dan Jenggala, uang-uang emas dan perak tetap dicetak dengan berat standar, walaupun mengalami proses perubahan bentuk dan desainnya. Koin emas yang semula berbentuk kotak berubah desain menjadi bundar, sedangkan koin peraknya mempunyai desain berbentuk cembung, dengan diameter antara 13-14 mm.
Pada waktu itu uang kepeng Cina datang begitu besar, sehingga saking banyaknya jumlah yang beredar, akhirnya dipakai secara “resmi” sebagai alat pembayaran, menggantikan secara total fungsi dari mata-uang lokal emas dan perak.
Adapun alasan-alasan dari penggantian fungsi ini adalah :
- ukuran koin emas dan perak lokal terlalu kecil, sehingga mudah jatuh atau hilang. Sedangkan uang kepeng Cina mempunyai lubang ditengah, direnteng dengan tali sebanyak 200 keping, sehingga praktis dibawa kemana-mana dan tidak mudah hilang.
- koin emas dan perak lokal adalah mata-uang dalam pecahan besar, sedangkan koin-koin kepeng berfungsi sebagai uang kecil atau uang receh, yang sangat dibutuhkan dalam perdagangan. Nilai tukar untuk 1 Masa perak berharga 400 buah Chien. Dan pada akhir abad ke-9, dengan 4 Masa perak saja bisa membeli seekor kambing.
Sebenarnya koin-koin emas dan perak yang sudah mengalami perubahan bentuk adalah produk dari Daha dan Jenggala. Namun karena Kerajaan Majapahit (1293-1528) pada waktu itu merupakan kerajaan besar di Asia Tenggara, maka biasanya orang menamainya sebagai uang Majapahit. Padahal sejak akhir abad ke-XIII, mata-uang “resmi” yang dipakai sebagai alat pembayaran adalah koin-koin kepeng Chien.
Namun pada jaman Majapahit ini dikenal koin-koin yang disebut “Gobog Wayang”, dimana untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Thomas Raffles, dalam bukunya The History of Java. Bentuknya bulat dengan lubang tengah karena pengaruh dari koin cash dari Cina, ataupun koin-koin serupa yang berasal dari Cina atau Jepang. Koin gobog wayang adalah asli buatan lokal, namun tidak digunakan sebagai alat tukar. Sebenarnya koin-koin ini digunakan untuk persembahan di kuil-kuil seperti yang dilakukan di Cina ataupun di Jepang. Sehingga disebut sebagai koin-koin kuil. Setelah redup dan runtuhnya kerajaan Majapahit di Jawa Timur (1528), Banten di Jawa bagian barat muncul sebagai kota dagang yang semakin ramai.


2. JAMAN KERAJAAAN-KERAJAAN ISLAM.

A. Kerajaan-kerajaan di Jawa (Banten, Cirebon, Sumenep).
Mata-uang dari KESULTANAN BANTEN pertama kali dibuat sekitar tahun 1550-1596 Masehi. Bentuk koin Banten mengambil pola dari koin cash Cina yaitu dengan lubang di tengah, dengan ciri khasnya 6 segi pada lubang tengahnya (heksagonal). Inskripsi pada bagian muka pada mulanya dalam bahasa Jawa: “Pangeran Ratu”. Namun setelah mengakarnya agama Islam di Banten, inskripsi diganti dalam bahasa Arab, “Pangeran Ratu Ing Banten”. Terdapat beberapa jenis mata-uang lainnya yang dicetak oleh Sultan-sultan Banten, baik dari tembaga ataupun dari timah, seperti yang ditemukan pada akhir-akhir ini .
Mata-uang dari KESULTANAN CIREBON dibuat sekitar tahun 1710/1760, saat berkuasa Sultan Sepuh. Koin dengan bahan dari timah dengan lubang ditengah itu, pada bagian muka tertulis inskripsi : “Cheribon”.
Berbeda dengan koin-koin Banten dan Cirebon, KESULTANAN SUMENEP di Pulau Madura tidak mencetak mata-uangnya sendiri. Mata uangnya diambil dari koin-koin asing (diluar Sumenep), dengan di beri “Countermarked” (cetak tindih). Koin-koin yang digunakan adalah koin-koin Austria, Belanda, Java Rupee, Mexico (Real Bundar) dan (Real Batu/Cob), dll. Sedangkan cetak tindih yang dipakai, ada beberapa jenis seperti “Bintang Madura”, dengan tulisan Arab “Sumenep”, atau “cap dengan lima kelopak daun”. Koin-koin dengan cetak tindih ini dibuat pada saat bertahtanya Sultan Paku Nata Ningrat (1811-1854) di Kesultanan Sumenep.

B. Kerajaan-kerajaan di Sumatra (Samudra Pasai, Aceh, Palembang, Jambi).
Mata uang emas dari KERAJAAN PASAI untuk pertama kalinya dicetak oleh Sultan Muhammad yang berkuasa sekitar tahun 1297-1326. Mata uangnya disebut Dirham atau Mas, dan mempunyai standar berat 0.60 gram (berat standard Kupang). Namun ada juga koin-koin Dirham Pasai yang sangat kecil dengan berat hanya 0.30 gram (1/2 Kupang atau 3 Saga). Uang Mas Pasai mempunyai diameter 10 – 11 mm, sedangkan yang setengah Mas berdiameter 6 mm. Pada hampir semua koinnya ditulis nama Sultan dengan gelar “Malik az-Zahir” atau “Malik at-Tahir”.
Setelah Pasai berhasil ditaklukkan oleh KERAJAAN ACEH pada tahun 1524, sultan-sultan Aceh tetap mengikuti tradisi dari kerajaan Pasai dalam pembuatan mata-uangnya. Namun uang Dirham Aceh berdiameter lebih besar, antara 12 – 14 mm. Pada bagian belakangnya terdapat tulisan Arab “as-Sultan al-adil”, yang artinya Sultan yang adil. Aceh juga membuat mata-uang dari timah/timbal, yang disebut “Keueh”, dengan nilai satu Mas sama dengan 400 Keueh.
Kerajaan Aceh pernah memiliki empat Ratu yang memerintah secara berturut selama 60 tahun, dari 1641-1699. Yang pertama adalah Sultanah Safiat ad-Din, anak dari Sultan Iskandar Thani yang meninggal pada tahun 1641. Karena tidak mempunyai anak laki-laki, maka diangkatlah anak perempuannya yang berkuasa sampai dengan tahun 1675. Sultanah Nur al-Alam Naqiat ad-Din Syah Ratu Aceh yang kedua, yang memerintah pada tahun 1675-1678. Penggantinya adalah Sultanah Inayat Syah Zakiat ad-Din Syah yang memerintah tahun 1678-1688. Dan terakhir adalah Sultanah Kamalat Syah. Beliau memegang kekuasaan atas wilayah Aceh dari tahun 1688-1699. Masing-masing ratu tersebut juga mencetak mata-uangnya.
Mata-uang dari KERAJAAN PALEMBANG dapat dibedakan antara yang mempunyai lubang ditengah, yang disebut dengan pitis “Picis Tebok” (Tebok dalam dialek Palembang berarti “Lubang”). Ada juga yang tidak mempunyai lubang yang disebut dengan “Picis Buntu”.
Picis Palembang dapat dibedakan juga antara yang bertahun dan yang tidak bertahun. Semua mata uangnya terbuat dari timah, kecuali koin yang bertahun AH 1198 (tahun 1774/75 Masehi), ada terbuat dari tembaga merah dan dari timah (berdasarkan temuan yang terbaru).
KERAJAAN JAMBI di Sumatra juga membuat mata-uang picis dari timah. Salah satu koinnya ada yang berbentuk Oktagonal (segi 8), dengan tulisan “Sultan Anom Sri Ingalaga”. Ia mulai memerintah pada tanggal 21 Februari 1743.

C.Kerajaan-kerajaan di Kalimantan (Pontianak, Banjarmasin, dan Maluka).
KESULTANAN PONTIANAK mulai didirikan pada tahun 1770, oleh seorang pedagang keturunan Arab yang bernama Abdul Rahman Alkadrie. Periode pencetakan koin-koin dari kesultanan di Kalimantan Barat ini berkisar tahun 1790-1817.
Koin-koin dari KESULTANAN BANJARMASIN pada umumnya merupakan imitasi dari koin-koin Duit VOC, yang dicetak sewaktu bertahtanya Sultan Tamjid Illah III (1785-1808). Koin-koinnya mempunyai lambang VOC, dan bertahun AH 1221.
Sebenarnya di Kalimantan masih ada satu kerajaan lagi yang jarang diketahui umum, yaitu KERAJAAN MALUKA. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang Raja Putih yang bernama Alexander Hare, seorang petualang berbangsa Inggris. Pada mulanya, Hare pada tahun 1812 diberi suatu wilayah kekuasaan oleh Sultan Banjarmasin, dengan kedudukan sebagai Residen. Namun tak lama memerintah, ia segera memperluas wilayah kekuasaannya, dengan membentuk koloni sendiri, yang bernama Maluka. Hare mencetak mata-uangnya sendiri sebagai mata uang yang sah untuk peredaran di wilayah Maluka, dan juga mendatangkan banyak tenaga kerja dari Jawa yang bekerja sebagai kuli-kuli di pertambangan batu bara. Namun masa pemerintahan Hare di Banjarmasin terhitung tidak terlalu lama, hanya dua tahun saja. Setelah kejatuhan VOC pada tahun 1799, Belanda mulai “mengambil alih” daerah-daerah kekuasaan VOC di Indonesia. Dan pada tahun 1816, pemerintahan Hindia Belanda berhasil menghancurkan koloni Maluka, serta mengusir Hare dari wilayah kekuasaannya.

D. Kerajaan-kerajaan di Sulawesi (Gowa & Buton).
Mata uang dari KERAJAAN GOWA di Sulawesi Selatan, disebut dengan “Dinara”, yang terbuat dari emas. Sultan Alauddin Awwalul Islam yang memerintah Kerajaan Gowa pada tahun 1593-1639, adalah sultan Gowa pertama yang beralih ke agama Islam. Sultan Hasanuddin, yang memerintah pada tahun 1653-1669, dengan gelarnya “I Mallombasi Muhammad Bakir Dg Mattawang Krg. Bontomangape”. Dengan kekalahannya melawan Belanda, Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian Bungaya tanggal 18 November 1667. Dalam perjanjian itu disebutkan bahwa wilayah Minahasa, Butung dan Sumbawa yang tadinya termasuk dalam wilayah Kesultanan Gowa harus diserahkan kepada VOC. Dan semua pedagang-pedagang Eropa selain daripada VOC, dilarang untuk melakukan perdagangan diwilayah bagian timur tersebut.
KERAJAAN BUTON di Sulawesi Tenggara, mempunyai bentuk mata-uang unik yang terbuat dari kain. Mata uang ini dinamakan “Kampua”. Menurut legendanya, Kampua diciptakan pertama kali oleh Ratu Buton yang kedua, Bulawambona, yang memerintah sekitar abad XIV.
Proses pembuatan dan peredaran Kampua, mandat sepenuhnya diserahkan kepada Menteri Besar atau yang disebut ‘Bonto Ogena’. Dialah yang akan melakukan pengawasan serta pencatatan atas setiap lembar kain Kampua, baik yang telah selesai ditenun maupun yang sudah dipotong-potong. Pengawasan oleh ‘Bonto Ogena’ juga diperlukan agar tidak timbul pemalsuan-pemalsuan, sehingga hampir setiap tahunnya motif dan corak Kampua akan selalu dirubah-rubah.
Adapun standard pemotongan kain Kampua adalah dengan mengukur panjang dan lebar Kampua, dengan cara : ukuran empat jari untuk lebarnya, dan sepanjang telapak tangan mulai dari tulang pergelangan tangan sampai ke-ujung jari tangan, untuk panjangnya. Sedangkan tangan yang dipakai sebagai alat ukur adalah tangan sang Menteri Besar atau ‘Bonto Ogena’ itu sendiri! Pada awal pembuatannya, standar yang dipakai sebagai nilai tukar untuk satu ‘bida’ (lembar) Kampua adalah sama dengan nilai satu butir telur ayam. Setelah Belanda mulai memasuki wilayah Buton kira-kira tahun 1851, fungsi Kampua sebagai alat tukar lambat laun mulai digantikan dengan uang-uang buatan “Kompeni”. Nantinya nilai tukar untuk 40 lembar Kampua sama dengan 10 sen duit tembaga, atau setiap 4 lembar Kampua hanya mempunyai nilai sebesar 1 sen saja! Walaupun demikian, Kampua tetap digunakan pada desa-desa tertentu di Kepulauan Buton sampai dengan tahun 1940!


3. JAMAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL.

Dalam penggolongan jaman perdagangan internasional ini sebenarnya bukan hanya orang-orang Cina dan VOC (Belanda) saja yang berdagang di Jawa, tapi kedua bangsa itulah yang paling dominan dalam melakukan perdagangan di Jawa. Dan dari mata-uang Cash Cina dan mata-uang “kompeni” inilah yang telah memberikan pengaruh yang sangat besar bagi sejarah dan perkembangan numismatik di Indonesia.

A. Perdagangan dengan Cina (850-1900).
Pada awalnya, pedagang-pedagang Cina mulai banyak masuk ke tanah Jawa kira-kira pada jaman dinasti Tang di Cina (618-907 Masehi). Mereka dengan jung-jung nya (kapal Cina), mendarat di pelabuhan-pelabuhan Jawa Timur, seperti di Tuban, Gresik dan Surabaya. Pada waktu itu di Jawa Timur terkenal dengan produksi ladanya. Dalam melakukan perdagangannya, orang-orang Cina memperkenalkan dan menggunakan koin-koin tembaga yang disebut dengan “Chien” atau “Cash”, yang akhirnya diterima oleh penduduk sebagai alat pembayaran. Jaman Dinasti Sung di Cina (960-1279) adalah puncak-puncaknya dimana banyak sekali orang-orang Cina yang datang ke Jawa untuk berdagang, sambil membawa uang-uang kepengnya dalam jumlah besar.
Ma Huan, seorang Islam sebagai juru tulis Laksamana Cheng Ho, mencatat keadaan pada tahun 1405. Dalam bukunya “Ying Yai Sheng Lan” yang terbit tahun 1416, dikatakan bahwa :
“Koin-koin Cina dari berbagai dinasti umum digunakan disini”….. “Dalam melakukan transaksi, pembayarannya memakai koin-koin cash tembaga Cina dari berbagai dinasti”…. “Orang-orang disini (Jawa Timur) sangat senang dengan porselin-porselin Cina dengan motif hijau bunga, kain sutera, manik-manik dll. Mereka membelinya dengan uang-uang cash”….
Karena uang Chien banyak diekspor ke Jawa, maka pada jaman Dinasti Ming di Cina (1368-1644), terjadi keguncangan moneter akibat langkanya uang kecil. Akhirnya pemerintah Ming melakukan larangan ekspor uang Ch’ien ke luar negeri, termasuk ke Jawa. Sebagai gantinya VOC mengimport koin-koin kepeng dari negara-negara lain, seperti Jepang, Korea dan Vietnam. Tahun 1723 Jepang akhirnya menghentikan export uang cash.
Sebagai pengganti uang Chien yang dilarang di export oleh Kaisar Ming, pada sekitar tahun 1590 mulai beredar koin-koin picis dari timah atau timbal (lead). Uang picis ini dibuat di Cina, diangkut bersamaan dengan kedatangan kapal-kapal Jung dengan berat rata-rata 200-300 ton. Kapal-kapal tersebut sebanyak 15-20 kapal setahunnya, datang pada bulan November atau Desember, dan akan kembali ke Cina pada bulan Juni tahun berikutnya, dengan membawa rempah-rempah yang dibelinya dari Banten. Sebanyak 12-13 ribu picis seharga satu dollar Spanyol, yang dapat membeli merica sebanyak 8 kantong. Di Indonesia, hanya Bali yang tetap menggunakan koin cash Cina dalam bertransaksi, bahkan masih dipakai sampai dengan pada tahun 1950!

B. Perdagangan dengan VOC (1602-1799).
Tahun 1595 untuk pertama kalinya kapal-kapal Belanda menginjak daratan Indonesia. Ekspedisi ini dikepalai oleh dua bersaudara, Cornelis dan Frederick de Houtman, dan mendarat di pelabuhan Banten. Mereka membawa koin-koin perak untuk dipakai membeli rempah-rempah, baik yang dinamakan Real Batu ataupun Real Bundar. Namun mereka kecewa karena uang yang dipakai di Banten adalah picis-picis dari timbal.
Dari ekspedisi awal ini akhirnya dua perusahaan Belanda, yaitu United Amsterdam Company (1594-1602), dan United Zeeland Company (1597-1602), ikut meramaikan pencarian rempah-rempah ke wilayah Nusantara. Mereka juga mencetak mata uangnya sendiri guna dipakai sebagai alat pembayaran, dengan tahun 1601/1602. Perlombaan mencari rempah-rempah ini akhirnya menimbulkan persaingan usaha, yang pada akhirnya malah merugikan bisnis mereka sendiri. Pada bulan Maret 1602, kedua perusahaan tersebut dilebur, dan didirikan sebuah perusahaan dagang baru yang dinamakan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie).
Karena seringnya terjadi kekosongan mata uang kecil, maka tahun 1726 VOC meminta kepada induknya di Belanda untuk dibuatkan koin-koin bernilai kecil, yang disebut Dute, Doit atau Duit. Duit VOC ini dinyatakan tidak berlaku dinegeri induknya Belanda, dan hanya diedarkan untuk daerah-daerah dimana VOC berada. Namun peredaran duit tembaga ini cukup luas karena diedarkan juga di wilayah-wilayah Coromandel, Cochin, Malaka dan Ceylon.
Pada tahun 1743, VOC melakukan perjanjian dengan kerajaan Mataram di Jawa Tengah. Salah satu isi dari perjanjian tersebut adalah pemberian hak kepada VOC untuk mencetak mata-uangnya sendiri. Uang yang dicetak ini dikenal dengan nama “Derham Djawi” atau “Java Ducat” atau “Gold Rupee” (untuk koin emas), dan “Silver Java Rupee” (untuk koin peraknya).
Koin yang pertama kali dibuat VOC dipercetakan uang di Batavia adalah Dirham Jawi dengan tahun 1744. Pada bagian muka terdapat tulisan dalam bahasa Arab : “Ila djazirat Djawa al-kabir”, sedang di bagian belakangnya : “Derham min Kompani Welandawi”. Yang artinya : “Uang milik perusahaan Belanda untuk Pulau Jawa Besar”.
Pada tahun 1799 VOC akhirnya dinyatakan bangkrut. Semua harta dan kekuasaannya diambil alih oleh pemerintahan Belanda, yang dimulailah babak baru masa penjajahan Belanda yang sesungguhnya.

C. Emergency coins atau mata-uang darurat.
Mata-uang darurat dibuat bila tidak tersedianya uang pecahan kecil dalam jumlah yang mencukupi. Hal ini terjadi jika tidak adanya kiriman koin-koin Duit dari Belanda, atau belum datangnya jung-jung Cina yang biasa menyuplai koin-koin picis.
Salah satu bentuk uang darurat adalah yang dinamakan “Bonk”, yang dibuat dengan cara memotong batangan-batangan tembaga Jepang. Potongan tembaga itu dicap pada kedua sisinya dengan berat yang standard, dan dicetak dalam beberapa pecahan, seperti ½, 1 atau 2 Stuiver.
Pada tahun 1796 dan 1797 dicetak juga doit-doit darurat yang terbuat dari timah, dan beredar bersamaan dengan Bonk. Pada bagian sebelah muka terdapat lambang VOC dan huruf “N” diatasnya (singkatan dari Nederlansche). Dibagian belakangnya tertulis : 1 Duit 1796 atau 1797. Karena doit-doit palsu dari timbal (lead) banyak beredar, maka duit timah itu ditarik dari peredarannya untuk dilebur kembali, yang mengakibatkan duit-duit timah itu menjadi sangat langka sekali. Koin-koin darurat dalam pecahan Stuiver juga dicetak pada tahun 1799 dan 1800. Koin-koin ini terbuat dari campuran dua bahan, yaitu perunggu dari leburan meriam-meriam yang telah rusak, yang dicampur dengan timbal. Pada sisi muka dicetak : JAVA 1799/1800, dan dibaliknya dicetak : 1 Stuiver.


4. JAMAN PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA, PERANCIS, INGGRIS
(1800-1942).

A. Pemerintahan Hindia Belanda (1800-1942).
Setelah VOC dinyatakan bangkrut pada tahun 1799, maka pemerintahan Belanda mengambil oper seluruh harta dan kekuasaan VOC. Mulailah jaman pendudukan Belanda di Indonesia dalam arti yang sebenarnya, dimana Belanda mulai menginvasi daerah-daerah yang dulunya tidak terjangkau oleh VOC. Tahun 1825-1830 di Jawa (bagian Tengah dan Timur) timbul perang besar yang dikenal dengan nama “Perang Jawa” atau “Perang Diponegoro”.
Akibat perang yang berkepanjangan ini, kas Belanda menjadi kosong! Untuk memenuhi pundi-pundi nya, maka van den Bosch memperkenalkan apa yang disebut dengan “Cultuur Stelsel” atau “Tanam Paksa”. Dalam periode ini, dicetak berjuta-juta keping mata-uang dengan pecahan Satu dan Dua Sen.
Koin perak 2.5 Gulden baru dibuat pada tahun 1840 setelah dilakukan standarisasi pada mata-uang pada pemerintahan Raja Willem I. Berbagai macam mata-uang baik emas, perak, dan tembaga juga dibuat pada masa-masa pemerintahan Raja Willem II, Willem III, atau Wilhelmina.
Pada masa pemerintahan Raja Willem II (1840-1849), percetakan uang di Batavia dan di Surabaya ditutup untuk selama-lamanya. Batavia ditutup pada bulan Januari 1843, sedangkan Surabaya pada akhir tahun 1843. Dengan ditutupnya percetakan uang di Jawa, maka sejak saat itu semua mata-uang dikirim langsung dari negeri Belanda.
Pada jaman Raja Willem III (1849-1890), pernah dicetak koin perak dengan nilai 1/20 Gulden (Kelip). Koin ini bentuknya sangat kecil sekali, sehingga tidak diproduksi kembali setelah cetakan kedua tahun 1855. Koin-koin Sen dari tembaga juga dicetak, dengan pecahan 1 dan 2 ½ Sen. Pada masa-masa inilah koin cash Cina mulai ditinggalkan pemakaiannya. Koin tembaga 2 ½ sen disebut sebagai uang “Gobang” atau “Benggol”, dan mempunyai fungsinya yang lain, yaitu sebagai alat “Kerokan”.
Pada waktu bertahtanya Ratu Wilhelmina (1890-1948), timbul perang dunia kedua, dimana tahun 1940 Jerman menginvasi serta menduduki Belanda. Keluarga kerajaan termasuk Ratu Wilhelmina lari ke Inggris dengan memakai kapal kargo. Dan ditempat pelariannya itu, Ratu membentuk “pemerintahan dalam pengasingan”. Pada masa perang itu, koin-koin tahun 1941-45 dicetak di Amerika, dengan tambahan huruf kecil pada bagian belakang bawah. Huruf “D” adalah singkatan dari “Denver” (1943-1945); “P’ adalah “Philadelphia” (1941-1945); dan “S” untuk “San Francisco” (1944-1945). Pada tahun 1945, setelah kekalahan Jerman, Ratu kembali ke negerinya Belanda. Namun pada tanggal 17 Agustus 1945 negara jajahannya di bagian timur telah memproklamasikan kemerdekaannya menjadi Republik Indonesia!

B. Pendudukan Perancis (1806-1811).
Pada tahun 1806, Perancis menduduki Belanda, yang menyebabkan transfer kekuasaan atas seluruh. wilayah yang diduduki Belanda. Karena pendudukan Perancis dilakukan dinegeri Belanda, maka pengaruh secara langsung terhadap pendudukan Indonesia sangat kecil sekali. Seluruh kontrol pemerintahan di Indonesia tetap dipegang oleh orang-orang Belanda. Tahun 1806 Napoleon mengangkat saudaranya Louis sebagai raja di Belanda. Pada masa itu koin-koin Perancis 2 Stuivers (Sols) dan 1 Stuiver (12 Deniers) ditetapkan berlaku di wilayah Hindia Belanda.
Pada tahun 1808 H.W. Daendels datang untuk menempati posnya sebagai Gubernur Jendral yang baru di Hindia Belanda. Daendels memerintahkan agar koin-koin dicetak dengan nama raja L.N. (Louis Napoleon), baik dengan huruf Blok maupun dengan Hiasan (Ornate). Tahun 1809 Daendels memerintahkan untuk membongkar seluruh tembok-tembok yang mengelilingi Batavia, termasuk puri-purinya, serta menimbun parit-parit yang ada disekeliling kota. Daendels juga membuka percetakan mata-uang yang baru di Surabaya, yang mengakibatkan percetakan uang Batavia menjadi mandeg.
Adapun koin pertama yang dicetak di Surabaya adalah duit tembaga dengan tulisan “JAVA 1806” serta lambang VOC dibalik-nya. Walaupun tertera tahun 1806, namun koin itu sendiri baru dicetak pada bulan Februari 1807.
Pada tahun 1811 Inggris menginvasi Jawa, dan berhasil mengalahkan Belanda. Dan mulailah babak baru pendudukan Inggris terhadap Indonesia selama lima tahun kedepan!

C. Pendudukan Inggris (1811-1816).
Pada tanggal 4 Agustus 1811, kapal-kapal Inggris mendarat di teluk Batavia, yang akhirnya dapat merebut Jawa, sehingga Belanda harus menyerahkan koloninya kepada Inggris. Berbeda dengan pendudukan Perancis terhadap Belanda, pendudukan Inggris dilakukan secara langsung, dimana wilayah Nusantara berada dalam kekuasaan Inggris. Untuk pertama kalinya diangkat Sir Thomas Stamford Raffles sebagai Gubernur Jenderal.
Satu seri koin menarik yang dicetak pada masa pendudukan Inggris adalah koin Java Rupee yang terbuat dari emas dan perak. Pada bagian depannya ditulis dalam bahasa Jawa kuno, “Kempni Hingglis, jasa hing Sura-pringga. Tahun Ajisaka AS 1741”. Sedangkan dibaliknya tertulis dalam bahasa Arab Melayu : “Hinglish, sikkah kompani, sannah AH 1229 dhuriba, dar djazirat Djawa”.
Semua koin-koin pada masa pendudukan Inggris dicetak di Surabaya, kecuali koin-koin darurat Doit Java dari timah murni Bangka dengan tahun 1813 dan 1814, yang dicetak di Batavia. Setelah kekalahan Napoleon di Eropa, maka berdasarkan perjanjian Wina tahun 1814 Inggris harus mengembalikan Jawa dan daerah lainnya kepada Belanda. Penyerahan koloni itu sendiri baru dilaksanakan Inggris pada tanggal 16 Agustus 1816.

D. British East India Company di Sumatra.
Inggris mempunyai pusat perdagangannya di Bencoolen (Bengkulu), dengan membangun benteng dengan nama “FORT YORK”. Karena benteng dibakar oleh penduduk pada sekitar tahun 1700, maka tahun 1719 Inggris pindah ke benteng barunya yang bernama “FORT MARLBRO” (atau Fort Marlborough).
Pada tahun 1797 Inggris mencetak mata-uangnya dengan nilai ½ Dollar, dengan tulisan FORT MARLBRO disisi baliknya.
Lalu pada bulan Maret 1818 ditunjuk Sir Stamford Raffles untuk menduduki posnya yang baru di Bengkulu. Berdasarkan perjanjian tanggal 17 Maret 1824, maka Inggris harus menyerahkan Bengkulu dan semua pendudukannya di pantai barat Sumatra kepada Belanda. Sedangkan Belanda menyerahkan Malaka ke tangan Inggris, dan membolehkan Inggris mendirikan koloni di Singapura.
Para pedagang Inggris di Singapura juga membuat mata-uangnya sendiri untuk diedarkan di wilayah Sumatra dan Sulawesi, seperti Keping-keping Minangkabau, Aceh, Tanah Melayu, Uang Ayam, dan sebagainya.

E. Token-token perkebunan dan pertambangan.
Pada jaman pemerintahan Belanda, banyak token-token yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan perkebunan dan pertambangan, tidak hanya di Jawa, Sumatra, Bangka, Kalimantan, bahkan juga dipulau Batjan Ternate. Yang disebut Token adalah mata-uang yang biasanya dibuat oleh pihak swasta, dan hanya mempunyai area peredaran yang sangat terbatas. Token hanya berlaku pada area dimana token tersebut diedarkan; diluar area tersebut token sama sekali tidak mempunyai nilai.

F. Mata-uang lainnya.
Selain beraneka-ragamnya mata uang yang telah diceritakan diatas, masih banyak mata uang lainnya yang dulu pernah beredar di bumi Indonesia ini. Sejak jaman VOC, Belanda dan Inggris, digunakan juga mata uang asing, seperti uang Spanyol dan dari negara-negara jajahannya seperti Meksiko, Bolivia, Peru, Brazil, dll, juga dari negara-negara India, Persia, Austria, Amerika, Cina dan Jepang (mata uang perak modern), Hong Kong, Sarawak, Straits Settlements, dll. Dan kesemua mata-uang diatas sampai sekarang masih dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia.


5. JAMAN PENDUDUKAN JEPANG (1942-1945).

Pendudukan Jepang di Indonesia hanya berlangsung selama tiga setengah tahun. Jepang banyak mencetak mata-uang kertas, dan hanya satu seri koin saja yang dicetak, yaitu pecahan 1, 5 dan 10 Sen. Semuanya dicetak dengan tahun Jepang 2603 dan 2604 (1943 dan 1944 Masehi), yang dituangkan dalam Undang-Undang Pemerintahan Militer Jepang No. 2 tertanggal 8 Maret 2602 (1942). Koin pecahan 1 dan 5 Sen terbuat dari Aluminium, sedangkan koin nominal 10 Sen terbuat dari timah. Pada koin-koin nominal 5 dan 10 Sen, dibagian muka terdapat gambar Wayang, sedangkan nominal 1 Sen terdapat gambar kepala wayang. Dibagian belakangnya terdapat tulisan Jepang, JAVA, Nominal (Sen), dan tahun Jepang 2603/04.


6. JAMAN PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA (1945-SEKARANG)

Pada tahun-tahun awal setelah proklamasi kemerdekaan, banyak dicetak uang kertas seri ORI (Oeang Republik Indonesa), dan uang-uang darurat yang dicetak oleh daerah-daerah (URIDA), tanpa satupun dicetak koin-koin sebagai mata uang.
Koin Indonesia dicetak untuk pertama kalinya pada tahun 1951. Koin ini terbuat dari aluminium dengan pecahan 5 Sen, dengan lubang pada bagian tengahnya. Koin aluminium pecahan 10 Sen (tanpa lubang) dengan gambar Garuda dicetak pada tahun 1951 juga. Berikutnya pada tahun 1952 dicetak koin-koin dengan pecahan 1 Sen (yang mempunyai desain sama dengan pecahan 5 Sen bolong) dan pecahan 25 Sen. Pada tahun yang sama juga dicetak koin dengan pecahan 50 Sen dengan gambar Dipanegara.
Seri koin-koin dengan gambar Sukarno juga dicetak untuk peredaran khusus di Kepulauan Riau. Koin-koin dengan tahun 1962 (dicetak tahun 1963) ini terbuat dari aluminium, dan terdiri dari pecahan 1, 5, 10, 25, dan 50 Sen. Koin-koin ini ditarik dari peredaran dan dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 30 September 1964. Pada pinggiran semua koin seri Kepulauan Riau ini, tertera inskripsi “KEPULAUAN RIAU”.
Pada masa pembebasan IRIAN BARAT, juga dicetak koin-koin seri Sukarno yang dicetak khusus untuk peredaran di Irian Barat, dan semuanya bertahun 1962 (dicetak tahun 1964). Namun akhirnya dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 31 Desember 1971.
Pada masa pemerintahan Suharto (1967-1998), banyak sekali koin-koin menarik yang dicetaknya, seperti koin-koin peringatan 25 tahun kemerdekaan, seri-seri binatang, koin-koin emas, dll.

PATOKAN NILAI TUKAR MATA UANG JAMAN DULU.
- 1 Silver Dukaton = 3 Gulden = 60 Stuiver = 240 Duit
- 1 Gulden = 20 Stuiver = 80 Duit.
- 1 Dirham emas / Dirham Jawi = 16 Silver Rupee (atau = 16 Gulden).
- 1 Stuiver = 4 Duit.

ISTILAH-ISTILAH MATA UANG.
- 2 ½ Gulden = Ringgit
- 1 Gulden = Rupiah
- ½ Gulden = Ukon
- ¼ Gulden = Talen atau setalen
- 1/10 Gulden = Ketip
- 1/20 Gulden = Kelip


Bandung, 17 Oktober 2009.
Ditulis oleh,
Puji Harsono,
Pengamat Numismatika.

sumber : http://www.uang-kuno.com/

Read more »