Seorang saudagar memelihara burung dalam sangkar. Burung itu asli dari India, oleh karena itu, ketika dia akan berangkat ke India, tanah asal burung itu, ia menanyakan apakah burung itu meminta oleh-oleh dari sana.
Burung itu meminta kebebasannya, tetapi saudagar menolak. Karena itu ia minta saudagar itu pergi ke hutan tempat habitatnya berada di India, lalu minta tolong mengabarkan tentang keadaan dirinya yang berada dalam kurungan kepada burung-burung lain yang masih bebas di sana .
Saudagar itu pun menyangupi. Dan saat dia sampai di hutan yang dimaksud, dia melaksanakan pesan tersebut, yaitu mengabarkan kondisi burung dalam sangkar di rumahnya. Anehnya begitu ia mengucapkan kata-katanya, selesai bercerita, mendadak seekor burung serupa dengan burung piaraannya jatuh dari sebuah pohon, burung itu tak sadarkan diri di tanah.
Si Saudagar berpikirt bahwa itu tentulah saudara burung piaraannya, dan iapun merasa sedih telah menyebabkan kematiannya.
Ketika ia pulang ke rumah, burungnya bertanya apakah tuannya membawa kabar gembira dari India.
“Tidak,” jawab saudagar itu, “kabar buruklah yang aku bawa. Salah seekor saudaramu tak sadar diri dan jatuh dekat kakiku ketika kusiarkan kabar tentang keadaanmu.”
Segera setelah kata-kata itu diucapkan, burung yang dalam sangkar itu pun tak sadarkan diri dan jatuh ke dasar sangkar.
Tentu saja si saudagar sangat kaget...serta merta dia berpikir :
“Kabar kematian saudaranya menyebabkannya mati juga,”.
Dengan sedih diambilnya burung itu dari sangkarnya, lalu diletakkannya di ambang jendela.
Begitu diletakkan di jendela, secapat kilat segera saja burung itu hidup kembali, langsung terbang ke pohon terdekat dari jendela.
"haaahh??", kata si saudagar kaget
“Kini kau tahu,” kata Si Burung, “bahwa yang kau kira kabar buruk itu, ternyata merupakan kabar baik bagiku. Dan itu adalah sebuah pesan, tentang cara untuk membebaskan diriku,dan ternyata telah disampaikan kepadaku lewat kamu, yang dulu menangkapku.”
Dan burung itupun terbang, bebas merdeka akhirnya. Ia mendapatkan kemerdekaannya dari kabar buruk yang diterimanya...
Catatan :
Fabel Rumi ini merupakan salah satu kisah yang menekankan pentingnya "pengajaran tak langsung" dalam Sufisme .
sedangkan peniru dan sistem yang diatur sesuai dengan pemikiran konvensional, baik di Barat maupun di Timur, umumnya memilih penekanan pada “sistem” dan “program,” dan bukan pada totalitas pengalaman yang dijalankan dalam mazhab Sufi.
Burung itu meminta kebebasannya, tetapi saudagar menolak. Karena itu ia minta saudagar itu pergi ke hutan tempat habitatnya berada di India, lalu minta tolong mengabarkan tentang keadaan dirinya yang berada dalam kurungan kepada burung-burung lain yang masih bebas di sana .
Saudagar itu pun menyangupi. Dan saat dia sampai di hutan yang dimaksud, dia melaksanakan pesan tersebut, yaitu mengabarkan kondisi burung dalam sangkar di rumahnya. Anehnya begitu ia mengucapkan kata-katanya, selesai bercerita, mendadak seekor burung serupa dengan burung piaraannya jatuh dari sebuah pohon, burung itu tak sadarkan diri di tanah.
Si Saudagar berpikirt bahwa itu tentulah saudara burung piaraannya, dan iapun merasa sedih telah menyebabkan kematiannya.
Ketika ia pulang ke rumah, burungnya bertanya apakah tuannya membawa kabar gembira dari India.
“Tidak,” jawab saudagar itu, “kabar buruklah yang aku bawa. Salah seekor saudaramu tak sadar diri dan jatuh dekat kakiku ketika kusiarkan kabar tentang keadaanmu.”
Segera setelah kata-kata itu diucapkan, burung yang dalam sangkar itu pun tak sadarkan diri dan jatuh ke dasar sangkar.
Tentu saja si saudagar sangat kaget...serta merta dia berpikir :
“Kabar kematian saudaranya menyebabkannya mati juga,”.
Dengan sedih diambilnya burung itu dari sangkarnya, lalu diletakkannya di ambang jendela.
Begitu diletakkan di jendela, secapat kilat segera saja burung itu hidup kembali, langsung terbang ke pohon terdekat dari jendela.
"haaahh??", kata si saudagar kaget
“Kini kau tahu,” kata Si Burung, “bahwa yang kau kira kabar buruk itu, ternyata merupakan kabar baik bagiku. Dan itu adalah sebuah pesan, tentang cara untuk membebaskan diriku,dan ternyata telah disampaikan kepadaku lewat kamu, yang dulu menangkapku.”
Dan burung itupun terbang, bebas merdeka akhirnya. Ia mendapatkan kemerdekaannya dari kabar buruk yang diterimanya...
Catatan :
Fabel Rumi ini merupakan salah satu kisah yang menekankan pentingnya "pengajaran tak langsung" dalam Sufisme .
sedangkan peniru dan sistem yang diatur sesuai dengan pemikiran konvensional, baik di Barat maupun di Timur, umumnya memilih penekanan pada “sistem” dan “program,” dan bukan pada totalitas pengalaman yang dijalankan dalam mazhab Sufi.
0 komentar:
Posting Komentar